Contoh Banner
PRORGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DI DESA BLANG DALAM TUNONG KECAMATAN NISAM

PRORGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DI DESA BLANG DALAM TUNONG KECAMATAN NISAM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunandengan demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran kemajuan suatu bangsa atau Negara. Komponennya adalah Pendidikan, Kesehatan, dan Daya Beli (Ekonomi). IPM digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah Negara (Negara maju, Negara berkembang, atau Negara terbelakang) dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan  ekonomi terhadap kualitas hidup.

Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni dalamseluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat  menjangkau dari seluruh strata masyarakat. Pemberdayaan  masyarakat  tidak lain adalah  memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain  dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka.

Dari hasil analisa yang dilakukan penulis terhadap  kondisi perekonomian di Desa  Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara ternyata bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penunjang terbesar untuk tingkat perekonomian dan pendapatan masyarakat Desa.

Dilihat dari luas desa dan mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Blang Dalam Tunong yang bermatapencaharian petani dan sebagian besar dari petani tersebut masih menggunakan sistem pertanian subsistem bukan bersifat komersil, juga jumlah wiraswasta. Pendapatan atau keadaan taraf ekonomi di Desa Blang Dalam Tunong cukup memadai namun belum merata. Dengan demikian dibutuhkan adanya pemberian keterampilan dalam hal peningkatan mutu dan  kualitas dari sisi pertanian yang merupakan sumber penghasilan utama sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat yang lebih merata.

1.2.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu untuk:
  1. Mengetahui perkembangan informasi pertanian dan kelompok tani yang ada di Desa Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara
  2. Melakukan observasi lapangan dalam mengumpulkan/mendata permasalahan yang menghambat perkembangan UMKM di Desa Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara
  3. Melakukan perumusan masalah sehingga terbentuk solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
  4. Menjadi wahana pembelajaran bagi mahasiswa/penulis sebelum terjun langsung kelapangan pada masa/waktu yang akan datang.
1.4  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana pemberdayaan petani yang ada di Desa Balang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
  
2.1. Pemberdayaan  Masyarakat Petani
Konsep pemberdayaan masyarakat  secara mendasar  berarti menempatkan masyarakat beserta institusi-institusinya  sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.

Pemberdayaan petani menurut Kepala Badan SDMP dilakukan dengan 5 (lima) jurus yakni: (1) Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas); (2) Usaha agribisnis harus menguntungkan dan comparable dengan usaha lainnya; (3) Agribisnis merupakan kepercayaan jangka panjang; (4) Kemandirian dan daya saing usaha; (5) Komitmen terhadap kontrak usaha.

Pemberdayaan kelembagaan petani meliputi : (1) Petani sub sisten tradisional yang telah berubah menjadi petani moderen berwawasan agribisnis difasilitasi untuk membentuk kelembagaan petani melalui proses partisipatif dan “bottom-up”; (2) Untuk membentuk kelembagaan petani yang kokoh, perlu disusun suatu instrumen pemberdayaan kelompok tani. (3) Instrumen pemberdayaan kelompok tani yang perlu dipertimbangkan antara lain : (a) Adanya interest/kepentingan yang sama di antara petani dalam kelompok; (b) Adanya jiwa kepemimpinan dari salah satu petani di dalam kelompok; (c) Adanya kemampuan manajerial dari petani di dalam kelompok; (d) Adanya komitmen dari petani untuk membentuk kelembagaan petani; (e) Adanya saling kepercayaan di antara petani di dalam kelompok.

Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan: (1) Fasilitasi kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable melalui bantuan langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha agribisnis; (2) Mendorong kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable menjadi usaha yang feasible tetapi belum bankable; (3) Fasilitasi kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable dengan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Usaha Rakyat untuk mengembangkan usaha agribisnis; (4) Mendorong kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi usaha yang feasible dan bankable; (5) Untuk mendukung kelompok usaha tani yang feasible dan bankable, Pemerintah perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif agar investasi domestik dan investasi asing masuk ke sektor agribisnis.
Konsep pemberdayaan masyarakat  secara mendasar  berarti menempatkan masyarakat beserta institusi-institusinya  sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara mengambil data dari beberapa Petani di Desa Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam

3.2.  Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Secara administrasi Desa Blang Dalam Tunong merupakan salah satu desa dari X dusun yang berada di Kecamatan Nisam  Kabupaten Aceh Utara yang memiliki luas X  Ha, berada pada ketinggiaan X M diatas permukaan laut dengan batas  wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara        : Desa Blang Dalam Baroh
Sebelah Selatan    : Desa Cot Ujong
Sebelah Timur        : Desa Blang Dalam Geunteng
Sebelah Barat        : Desa Cot Mambong

Lokasi pusat pemerintahan desa dengan ibu kota kecamatan berjarak 10 km sedangkan dengan ibu kota kabupaten berjarak 100 km.

2. Profil Desa
Desa Blang Dalam Tunong berpenduduk X jiwa terdiri dari X laki-laki dan X wanita.
 
3.3.  Sasaran Penelitian
       Sasaran penelitian ini terfokus kepada ibu-ibu rumah tangga terkait kegiatan pemberdayaan mansyarakat yang ada di Desa Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan cara metode wawancara yaitu sebagai berikut:
  1. Perkembangan informasi pertanian dan kelompok tani yang ada di Desa Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara baik. Mereka selalu mendapat ilmu-ilmu baru dari beragam sumber, termasuk mahasiswa jurusan pertanian yang melakukan Prkatik Kerja Lapangan (PKL) ke daerah tersebut.
  2. Permasalahan yang menghambat perkembangan UMKM di Desa Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara yaitu kurangnya minat masyarakat untuk menjadikan mereka lebih maju dari waktu ke waktu meski beragam informasi tak kurang didapat. 
  3. Di Desa ini banyak kegiatan yang dianjurkan untuk dilakukan ibu-ibu rumah tangga petani demi meningkatkan kreatifitas seperti kegiatan ibu-ibu PKK dan sayangnya minat mereka sangat minim, sehingga program tersebut kurang berjalan, bahkan pada tahun 2016 program tersebut tidak berfungsi lagi.
  4. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membangun minat dengan memberikan penyuluhan yang membangkitkan motivasi masyarakat untuk menumbuhkan pola pikir yang maju dengan menghidupkan kembali program-program yang pernah berkembang serta mengajak masyarakat untuk memikirkan hal-hal baru yang dapat diterapkan demi memajukan pemberdayaan masyarakat di desa ini, terutama bagi ibu-ibu petani. 
  5. Pada tahap evaluasi, banyak masyarakat yang kemudian paham bahwa kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat sangat penting dan dapat membangun kreatifitas mereka yang dapat dipergunakan di waktu-waktu senggang ketika penanaman padi belum masanya, atau masih kecil.
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunandengan demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.

Dari hasil analisa yang dilakukan penulis terhadap  kondisi perekonomian di Desa  Blang Dalam Tunong, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara ternyata bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penunjang terbesar untuk tingkat perekonomian dan pendapatan masyarakat Desa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kendala dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu-ibu petani di Desa Blang Dalam Tunong, kendala tersebut salah satunya adalah miskinnya minat mereka untuk berpikir lebih maju. Peneliti mendapatkan data dari hasil wawancara terhadap ibu-ibu petani, dan kemudian melakukan tindakan penyuluhan motivasi untuk membangunkan minat mereka. Tapa tahap evaluasi, para ibu petani tersebut sudah paham dengan pentingnya minat untuk berpikir maju serta meningkatkan kreatifitas melalui program-program pemberdayaan masyarakat seperti PKK.

4.2. Saran
Dari hasil pembahasan di atas peneliti menyadari masih banyak sekali kekurangan, maka oleh itu peneliti mengharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Richard.G, Peter O, Pengantar Ilmu Ekonomi (Terjemahan Anas Malik). Jakarta : Bina      Aksara.
Sadono Sukirno, 2004, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suparlan, B, 1995. bahan ajar Ekonomi SMA, Malang : YA3
Suparlan, B, 2005, Model pembelajaran ekonomi dan Akuntansi, Jakarta  Pusat Kurikulum
Syukron Munjazi, Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengurangi Kemiskinan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Mandiri (Studi kasus di Kelurahan Demangan, Gondokusumo Kota Yogyakarta)
Zulfitri, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indcement Tunggal Prakarsa TBK


Penyusun: Sri Susanti









Advertisement

Baca juga:

PRORGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DI DESA BLANG DALAM TUNONG KECAMATAN NISAM