FoMO (Fear of Missing Out) |
- Apakah Anda selalu membuka dan menyimak dengan saksama setiap akun socmed, seperti Path, Instagram, Twitter, Facebook, dan lain-lain setiap beberapa menit sekali—bahkan saat Anda sudah mau tidur—karena Anda ingin tahu apa yang teman-teman Anda sedang lakukan?
- Apakah Anda selalu mengiyakan dan mendatangi setiap undangan party atau acara yang tampaknya tak terlalu penting karena Anda berpikir “siapa tahu acaranya seru” atau “siapa tahu nanti ketemu orang penting”?
- Saat ada meeting di kantor dan Anda tidak diundang, apakah Anda langsung mencari tahu mengapa Anda tidak diundang ke meeting tersebut?
- Apakah Anda merasa takut ketinggalan saat tak bisa menghadiri sebuah ajakan ketemuan dengan teman-teman lama?
- Apakah Anda merasa sebal ketika teman-teman satu geng menertawakan suatu lelucon yang tidak Anda pahami?
- Apakah Anda selalu melakukan update status di socmed saat sedang berada di acara yang menyenangkan?
Itu adalah beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada diri Anda, untuk mengetahui apakah Anda mengalami Sindrom FoMO.
FoMO sebenarnya masih dalam golongan KEPO. Akan tetapi kepo itu lebih ke arah ingin tahu masalah orang dan memasukinya, sehingga dia pun terlibat. Beda dengan FoMO, yaitu yang disebut juga sebagai suatu social anxiety, yang lahir dari kemajuan teknologi, informasi, dan most of all, berkat keberadaan social. Ini adalah sindrom modern bagi masyarakat modern yang terobsesi dengan being connected sepanjang waktu.
Empat orang peneliti dari University of Essex, University of California, dan University of Rochester pernah meneliti fenomena ini dalam research mereka yang berjudul Motivational, Emotional, and Behavioral Correlates of Fear of Missing Out. Mereka mendefinisikan FoMO atau fear of missing out sebagai semacam ketakutan yang dirasakan oleh seseorang bahwa orang lain mungkin sedang mengalami suatu hal atau kejadian menyenangkan, namun orang tersebut tidak ikut merasakan hal tersebut. Lebih sederhananya, FOMO dapat diartikan sebagai takut ketinggalan hal-hal menarik di luar sana dan/atau takut tidak eksis.
Lalu, apa sih ciri-ciri orang yang mengalami Sindrom FoMO? Saya yakin, apabila Anda menjawab pertanyaan di atas dengan 'ya', sudah jelas Anda berada di golongan orang-orang yang mengalami hal ini. Baiklah, mari kita simak ciri-ciri orang dengan Sindrom FoMO di bawah ini:
- Keseringan membuka media sosial. Tanpa menunggu ditanya, mari Anda interogasi diri sendiri terlebih dahulu. Berapa hari sekali log in ke akun-akun media sosial Anda? Kalau ada, jawab lagi, jumlah itu wajarkah? Kalau sudah mencapai kata 'terlalu banyak' apa lagi kata 'tak terhitung', demi masa depan yang baik dan benar, mohon kendalikan, ya?
- Kelamaan di dunia maya. Sama seperti poin sebelumnya. Anda tanya diri sendiri saja, di dunia maya itu seberapa lama dan untuk apa saja? Penting atau tidak? Mungkin jadwal log in Anda hanya sehari sekali, tapi kalau yang sekalinya itu malah berdurasi delapan belas jam? Whooaaa!
- Mengkhianati dunia nyata demi media sosial. Maaf, bahasanya memang sedikit provokatif. Maksudnya, kalau Anda bisa sampai mengorbankan realitas demi dunia di media sosial … patut diwaspadai. Misalnya Anda kerap kali merampok waktu untuk beraktivitas di media sosial ketika tengah sibuk di dunia nyata. Sebagai contoh: ketika sedang kerja, sekolah bahkan sampai ketika jalan kaki atau dalam kendaraan, Anda tak bisa berhenti untuk tidak berselancar di dunia maya. Itu seperti tuntutan keras yang harus terlaksanakan.
- Berkorban demi jadi update. Mungkin Anda pernah berpikir, kalau kegiatan di dunia maya itu cukup menguras waktu dan dana. Bahkan ada yang sampai tidur larut karena sibuk di dunia maya. Aneh, bukan? Walau tak menguntungkan dari segi apa pun, Anda sampai mengorbankan jatah istirahat tubuh. Begitu pun dengan jatah uang buku Anda, misalnya, yang tega Anda pakai demi pulsa atau nongkrong di warnet. Kecuali kalau untuk sesuatu yang baik dan benar, maka hal ini tidak terlarang sama sekali.
- Penasaran akut dengan link-link yang tersebar. Link ini bisa bersumber dari teman, fans page, akun portal berita, dan sebagainya. Bagus memang, jadi Anda bisa lebih hati-hati. TAPI HATI-HATI juga, jangan meng-klik sembarangan. Sebab, satu klik bisa mengubah hidup Anda. Bahaya. Maksudnya takut dengan virus atau hacker.
- Penasaran akut dengan pemberitahuan/notifikasi. Nah, ada kalanya ketika mata sedang jelalatan di semesta maya, tiba-tiba muncul pemberitahuan. Padahal tidak ada hubungan sama sekali dengan pribadi Anda, tapi karena punya rasa ingin tahu yang menggebu, jadinya Anga menge-klik. Bukan dilarang, hanya saja lebih baik dipertimbangkan. Karena bisa tergelincir ke sana kemari, jadinya mungkin Anda akan lebih lama di dunia maya, dan bisa jadi lupa kalau Anda hidup di dunia nyata :D
- Penasaran akut dengan kronologi/timeline seseorang. Ya, zaman sekarang mungkin kita sudah maklum. Sering ingin tahu dengan profil seseorang. Biasanya dengan mantan, crush, idola bahkan orang asing yang buat penasaran! Soal status mereka, posisi mereka lagi di mana, mereka sedang apa saja, dan sebagainya. Sekali lagi, tidak ada yang salah. Itu hak Anda. Tapi, mohon utamakan dulu urusan hidup Anda sendiri ketimbang orang lain yang mungkin tak Anda kenali secara nyata. Jangan sampai terlalu ingin tahu kepada orang lain dan dunianya, membuat Anda melupakan kehidupan sendiri. Bahaya!
- Penasaran akut dengan percakapan orang lain. Hal ini bisa kita lakoni tanpa sadar. Ketika berselancar di dunia maya, tiba-tiba ada status teman, kemudian ada yang mengomentarinya. Kita tidak ikut komen memang, cuma tiba-tiba ingin tahu saja sampai ingin tahu sangat. Jadinya, lupa deh dengan status sendiri dan para komentatornya :D
- Punya perasaan khawatir bahkan merasa bersalah karena sudah lama tidak buka media sosial. Hmm..., pernah tidak Anda merasa seperti ini? Mendadak khawatir, sampai diri Anda bertanya-tanya entah pada siapa. Misalnya: “Duh! di beranda facebook lagi hebohnya apa, ya?”, “Timeline twitter apa ya yang lagi hot?”, “Ya, ampun...! Aku tidak punya G+, jadi merasa seperti manusia purbalah...!”
Sudah. Kita sudah habis membahas tentang sindrom yang lagi ngetren saat ini di seluruh dunia, mungkin salah satunya Anda. Dan pastinya saya :D Saya mengakuinya meski saya tidak dapat memberikan jawaban 'ya' pada setiap pertanyaan-pertanyaan di atas. Namun, dari semua ciri-ciri sindrom FoMO yang telah disebutkan di atas, tak satu pun yang terlewatkan bagi saya, haha....
Saya yakin, seluruh anak muda, alias ABG dan dewasa muda, pasti mengalami sindrom ini. Mengingat dunia digital yang semakin menggila, tidak heran kalau sindrom ini semakin menjadi-jadi. Anda harus berhati-hati! Sindrom ini tentu saja akan berakibat buruk, karena Anda akan mengacuhkan kehidupan nyata yang jelas-jelas lebih diutamakan. Anda akan menjadi acuh pada sekitar karena sibuk dengan dunia sendiri. Itu adalah sikap yang merugikan!
Jadi, semoga artikel ini bermanfaat. Salam ^_^
Sumber :
http://www.cleo.co.id/gadget/apa-itu--fomo-
http://www.rosediana.net/2015/03/9-ciri-pengguna-medsos-yang-terkena-gejala-sindrom-fomo/
Advertisement