Dalam Keadaan Terbaring Sakit, Mantan Katolik ini Ucapkan Syahadat, Tiba-tiba Keajaiban Ini Muncul
Dalam Keadaan Terbaring Sakit, Mantan Katolik ini Ucapkan Syahadat, Tiba-tiba Keajaiban Ini Muncul |
Team Mualaf Center Darussalam menjadi saksi keajaiban dan kesembuhan dari Allah, disaat kritis hidayah itu datang menyapa dan disambut pak Jasso Winarto (75 tahun, mantan Katholik),
Beliau adalah seorang Legend ahli ekonomi, lulusan UGM tahun 1968, ahli indeks bursa saham senior dari Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan wakil pemred Media Indonesia
Syahadat di bimbing oleh pendamping mualaf ikhwan dr. Jhon Ericson (mualaf) spesialis hemodialisis,
Alhamdulillah.. sebelum syahadat tidak mampu menggerakkan tangannya, الله أكبر setelah bersyahadat tiba - tiba bisa menggerakkan tangan dan menandatangani sertifikat mualaf, bahkan fisikk lebih segar dan bugar..
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا
sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. (QS. Al Hajj 38)
Saat ini beliau masih dalam proses pemulihan, kita doakan kesembuhan dan yang terbaik untuk beliau..
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ, مذْهِبِ الْبَأْس, اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Ya Allah, Rabb manusia Yang Menghilangkan kesusahan, berilah kesembuhan, Engkaulah Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain. HR. Bukhari
Dalam Islam sejatinya sakit itu adalah tanda kasih sayang Allah..
Sakit, sebagaimana juga setiap ujian, bukan menguji ketangguhan dan kemampuan.
Sebab sakit Allah beri sudah sesuai dengan takaran dan daya tahannya.
Ia sejatinya menguji kemauan untuk memberi makna. Tetap berharap pada Allah atau menerima jalan pintas iblis laknatullah..
قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَىٰ مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا ۖ فَاقْضِ مَا أَنتَ قَاضٍ ۖ إِنَّمَا تَقْضِي هَٰذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ ۗ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan dari (Allah) yang telah menciptakan kami, maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya). (QS. Thaha 72-73)
Maka bagi dia yang mampu memberi makna terbaik bagi sakit, insya Allah kemuliaannya diangkat dan membuat malaikat yang selalu sehat takjub.
Sakit itu dzikrulloh..
Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.
Sakit itu istighfar..
Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.
Sakit itu tauhid..
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibat yang akan terus digetar?
Sakit itu muhasabah..
Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali. Sakit itu jihad..
Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah.. diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhannya dijalan Allah..
Sakit itu ilmu..
Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit. Sakit itu nasihat..
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya. Sakit itu silaturrahim..
Saat jenguk, bukankah keluarga, atasan , teman bahkan ikhwah fillah yang jarang datang akhirnya datang membesuk, penuh doa, senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah Islamiyah.
Sakit itu gugur dosa..
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit dinyerikan dan dicuci-Nya.
Sakit itu mustajab doa..
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.
Sakit itu salah satu keadaan yang menyulitkan syaitan, diajak maksiat tak mampu-tak mau, membiasakan diri menahan hawa nafsu, dosa yang lalu disesali kemudian in syaa Allah diampuni Allah.
Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis..
Ini satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.
Sakit meningkatkan kualitas ibadah..
rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama.
Sakit itu memperbaiki akhlak..
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat. (QS. Al-Hijr 56)
Karena itu mulailah belajar menerima qada dan qadar menerima kenyataan bukan mencari jalan pintas yang ditawarkan iblis, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah agar tidak ada celah iblis dan sekutunya menyesatkan kita..
Akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati. Mengingat mati dan bersiap amal untuk menyambut datangnya kematian yang bisa kapan saja, adalah pendongkrak derajat ketaqwaan.
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌفَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ }
Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul (Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam), berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keamanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah “CUKUPLAH ALLAH BAGIKU, LA ILAHA ILALLAH. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arasy yang agung." (QS. At Taubah 128 - 129)
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah Yang telah menurunkan Al Quran. (QS. Al. A'raf 196)
تَوَفَّنِي مُسْلِماً وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ Wafatkanlah aku dalam keadaan Muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh. (QS.Yusuf 101)
اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Oleh Hanny Kristianto, Sekjen Mualaf Center Indonesia
Advertisement