Rasanya bersimbah darah ketika cinta,
yang satu itu pelan-pelan kuteguk
awalnya pahit, tengahnya indah,
dan akhirnya memabukkan
Aku candu,
cinta itu tak pernah jenuh untuk selalu kuteguk
namun, sekali kuteguk,
maka sekali aku harus rela syarafku terkoyak
dan karena hal itu,
tiba-tiba aku ingin,
menjadi nahkoda piawai dalam mimpiku
Mimpi itu tiba-tiba terpelanting
hubar-habir mencua rongga dada
itu karena mentariku,
berjinjit pergi ke buana yang lain
Kurogoh naluri dalam kantung zuama batin yang pernah disirami kasih
maka aku bertekad, "Aku tak boleh begini!"
Kusatuka satu per satu puing yang telah menjadi beling
tak peduli meski jemariku bersimbah perih yang merekah
aku sungguh-sungguh tidak peduli!
kukantongi setiap puing tiada bersisa
dan akan kubingkai kembali
"Itu bara mimpiku sekarang!"
Cinta itu harus kuteguk kembali
candunya tak mungkin lebur meski 1001 malam terlewati
sebab aku sungguh tak ingin menjadi penyeranah cinta!
aku ingin mati dengan satu mentari
Created by Aya Scabiosa
Advertisement